PERCAKAPAN BATINIAH SYEKH ABDUL QADIR AL JAELANI DENGAN ALLAH SWT
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala
puji bagi Allah, Sang Penghapus Duka. Shalawat atas manusia terbaik, Muhammad. Berkatalah sang penolong agung, yang terasing dari selain Allah dan amat intim dengan Allah.
Allah SWT
Berkata : “Wahai penolong agung! (nama panggilan kepada SYEKH ABDUL QADIR AL JAELANI RED.) ”
Aku menjawab : “Aku mendengar panggilan-Mu, Wahai Tuhannya si penolong.”
Aku menjawab : “Aku mendengar panggilan-Mu, Wahai Tuhannya si penolong.”
Dia Berkata : “Setiap
tahapan antara alam Naasut dan alam Malakut adalah syariat; setiap
tahapan antara alam Malakut dan Jabarut adalah tarekat; dan setiap
tahapan antara alam Jabarut dan alam Lahut adalah hakikat.”
1
Lalu Dia berkata kepadaku : “Wahai penolong agung ! Aku tidak pernah mewujudkan Diri-Ku dalam sesuatu sebagaimana perwujudanKu
dalam diri manusia.”
Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku, apakah Engkau memiliki tempat ?”, Maka Dia Berkata
kepadaku : “Wahai penolong agung, Akulah Pencipta tempat, dan Aku tidak memiliki tempat.”
Lalu aku bertanya : “Wahai
Tuhanku, apakah Engkau makan dan minum ?”, Maka Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, makanan dan minuman kaum fakir adalah makanan dan minuman-Ku.”2
Lalu
aku berkata
: “Wahai Tuhanku, dari apa Engkau ciptakan malaikat ?”. Dia Berkata
kepadaku : “Aku Ciptakan malaikat dari cahaya manusia, dan Aku Ciptakan
manusia dari cahaya-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, Aku Jadikan manusia sebagai kendaraan-Ku, dan
Aku jadikan seluruh isi alam sebagai kendaraan baginya.”3
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, betapa indahnya Aku
sebagai Pencari ! Betapa indahnya manusia sebagai yang dicari ! Betapa
indahnya manusia sebagai pengendara, dan betapa
indahnya alam sebagai kendaraan baginya.”4
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, manusia adalah rahasia-Ku
dan Aku adalah Rahasianya. Jika manusia menyadari kedudukannya di
sisi-Ku, maka ia akan berucap pada setiap hembusan nafasnya, ‘milik
siapakah kekuasaan pada hari ini ?’.”5
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, tidaklah manusia makan
sesuatu, atau minum sesuatu, dan tidaklah ia berdiri atau duduk,
berbicara atau diam, tidak pula ia melakukan suatu perbuatan, menuju sesuatu atau menjauhi sesuatu, kecuali Aku
Ada [Berperan] di situ, Bersemayam dalam dirinya dan Menggerakkannya.”6
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong
agung, tubuh manusia, jiwanya, hatinya, ruhnya, pendengarannya,
penglihatannya, tangannya, kakinya, dan lidahnya, semua itu Aku
Persembahkan kepadanya oleh Diri-Ku, untuk Diri-Ku. Dia tak lain adalah
Aku, dan Aku Bukanlah selain dia.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, jika engkau melihat seseorang terbakai oleh api kefakiran dan hancur karena banyaknya kebutuhan, maka dekatilah ia, karena tidak ada penghalang
antara Diri-Ku dan dirinya.”7
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, janganlah engkau makan sesuatu
atau minum sesuatu dan janganlah engkau tidur, kecuali dengan kehadiran hati yang sadar dan mata yang awas.”
Lalu
Dia
Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, barangsiapa terhalang dari
perjalanan-Ku di dalam batin, maka ia akan diuji dengan perjalanan
lahir, dan ia tidak akan semakin dekat dari-Ku melainkan justru semakin
menjauh dalam perjalanan batin.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, kemanunggalan ruhani
merupakan keadaan yang tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Siapa
yang percaya dengannya sebelum mengalaminya sendiri, maka ia telah
kafir. Dan barang siapa menginginkan ibadah setelah mencapai keadaan
wushul, maka ia telah menyekutukan Allah SWT.”8
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, barangsiapa memperoleh
kebahagiaan azali, maka selamat atasnya, dia tidak akan terhina
selamanya. Dan barang siapa memperoleh kesengsaraan
azali, maka celaka baginya, dia tidak akan diterima sama sekali setelah
itu.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai
penolong agung, Aku Jadikan kefakiran dan kebutuhan sebagai kendaraan
manusia. Barangsiapa menaikinya, maka ia telah sampai di tempatnya
sebelum menyeberangi gurun dan lembah.”9
Lalu Dia Berkatak
kepadaku : “Wahai penolong agung, bila manusia mengetahui apa yang
terjadi setelah kematian, tentu ia tidak menginginkan hidup di dunia
ini. Dan ia akan berkata di setiap saat dan kesempatan,
‘Tuhan, matikan aku !’.”10
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, semua makhluk pada hari
kiamat akan dihadapkan kepadaKu dalam keadaan tuli, bisu dan buta, lalu
merasa rugi dan menangis. Demikian pula di dalam kubur.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, cinta
merupakan tirai yang membatasi antara sang pencinta dan yang dicintai.
Bila sang pencinta telah padam dari cintanya, berarti ia telah sampai
kepada Sang Kekasih.”11
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, Aku Melihat Ruh-ruh
menunggu di dalam jasad-jasad mereka setelah ucapanNya, ‘Bukankah
Aku ini Tuhanmu ?’ sampai hari kiamat.”
Lalu
sang penolong berkata : “Aku melihat Tuhan Yang Maha Agung dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, barangsiapa bertanya
kepadaKu tentang melihat setelah mengetahui, berrti ia terhalang dari
pengetahuan tentang melihat. Barangsiapa mengira bahwa melihat tidak
sama dengan mengetahui, maka berarti ia telah
terperdaya oleh melihat Allah SWT.’”12
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, orang fakir dalam
pandangan-Ku bukanlah orang yang tidak memiliki apa-apa, melainkan
orang fakir adalah ia yang memegang kendali atas segala sesuatu. Bila ia
berkata kepada sesuatu, ‘jadilah !’ maka terjadilah ia.”13
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Tak ada persahabatan dan kenikmatan di dalam
surga setelah kemunculan-Ku di sana, dan tak ada kesendirian dan
kebakaran di dalam neraka
setelah sapaan-Ku kepada para penghuninya.”14
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, Aku Yang Paling
Mulia di antara semua yang mulia, dan Aku Yang Paling Penyayang di antara semua penyayang.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, tidurlah di sisi-Ku tidak seperti tidurnya
orang-orang awam, maka engkau akan melihatKu.” Terhadap hal ini aku
bertanya : “Wahai Tuhanku, bagaimana aku tidur disisi-Mu ?”. Dia Berkata
: “Dengan menjauhkan
jasmani dari kesenangan, menjauhkan nafsu dari syahwat, menjauhkan hati
dari pikiran dan perasaan buruk, dan menjauhkan ruh dari pandangan yang
melalaikan, lalu meleburkan dzatmu di dalam Dzat.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, katakan kepada sahabatmu
dan pencintamu, siapa di antara kalian yang menginginkan kedekatan
dengan-Ku, maka hendaklah ia memilih kefakiran,
lalu kefakiran dari kefakiran. Bila kefakiran itu telah sempurna, maka
tak ada lagi apapun selain Aku.”15
Lalu
Dia Berkata
: “Wahai penolong agung, berbahagialah jika engkau mengasihi
makhluk-makhluk-Ku, dan beruntunglah jika engkau memaaafkan
makhluk-makhluk-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong
agung, katakan kepada pencintamu dan sahabatmu, ambillah manfaat dari
do’a kaum fakir, karena mereka bersama-Ku dan Aku Bersama mereka.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, Aku Bersama segala
sesuatu, Tempat Tinggalnya, Pengawasnya, dan kepada-Ku tempat
kembalinya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, jangan peduli pada surga
dan apa yang ada di sana, maka engkau akan melihat Aku tanpa perantara.
Dan jangan peduli pada neraka serta apa yang ada di sana, maka engkau
akan melihat Aku tanpa perantara.”16
Lalu Dia Berkata
kepadaku : “Wahai penolong agung, para penghuni surga disibukkan oleh surga, dan para penghuni neraka disibukkan oleh-Ku.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, sebagian
penghuni surga berlindung dari kenikmatan, sebagaimana penghuni neraka
berlindung dari jilatan api.”17
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, barangsiapa disibukkan dengan selain Aku, maka
temannya adalah sabuk [tanda kekafiran] pada hari kiamat.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, orang-orang yang dekat
mencari pertolongan dari kedekatan, sebagaimana orang-orang yang jauh
mencari pertolongan
dari kejauhan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, sesungguhnya Aku Memiliki
hamba-hamba yang bukan
nabi maupun rasul, yang kedudukan mereka tidak diketahui oleh siapapun
dari penghuni dunia maupun penghuni akhirat, dari penghuni surga ataupun
neraka, tidak juga malaikat Malik ataupun Ridwan, dan Aku Tidak
Menjadikan mereka untuk surga maupun untuk neraka,
tidak untuk pahala ataupun siksa, tidak untuk bidadari, istana maupun
pelayan-pelayan mudanya. Maka beruntunglah orang yang mempercayai mereka
meski belum mengenal mereka.”
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, engkau adalah salah satu dari mereka. Dan di
antara tanda-tanda mereka di dunia adalah tubuh-tubuh mereka terbakar
karena sedikitnya makan dan minum; nafsu
mereka telah hangus dari syahwat, hati mereka telah hangus dari pikiran
dan perasaan buruk, ruh-ruh mereka juga telah hangus dari pandangan
yang melalaikan. Mereka adalah pemilik keabadian yang terbakar oleh
cahaya perjumpaan [dengan Tuhan].”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, bila seseorang yang haus
datang kepadamu di hari yang amat panas, sedangkan engkau memiliki
air dingin dan engkau sedang tidak membutuhkan air, jika engkau menahan
air itu baginya, maka engkau adalah orang yang paling kikir. Bagaimana
Aku Menolak mereka dari rahmat-Ku padahal Aku Telah Menetapkan atas
Diri-Ku, bahwa Aku Paling Pengasih di antara
yang mengasihi.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, tak seorang pun dari ahli maksiat yang jauh
dari-Ku, dan tak seorangpun dari ahli ketaatan yang dekat dari-Ku.”18
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong
agung, bila seseorang dekat kepada-Ku, maka ia adalah dari kalangan
maksiat, karena ia merasa memiliki kekurangan dan penyesalan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, merasa
memiliki kekurangan merupakan sumber cahaya, dan mengagumi cahaya diri
sendiri merupakan sumber kegelapan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, ahli maksiat akan tertutupi oleh
kemaksiatannya, dan ahli taat akan tertutupi oleh ketaatannya. Dan Aku
Memiliki hamba-hamba selain mereka, yang tidak ditimpa
kesedihan maksiat dan keresahan ketaatan.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, sampaikan kabar gembira
kepada para pendosa tentang adanya keutamaan dan kemurahan, dan
sampaikan berita kepada para pengagum diri sendiri tentang adanya
keadilan dan pembalasan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong
agung, ahli ketaatan selalu mengingat kenikmatan, dan ahli maksiat
selalu mengingat Yang Maha Pengasih.”
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, Aku Dekat dengan pelaku maksiat setelah ia
berhenti dari kemaksiatannya, dan Aku Jauh dari orang yang taat setelah
ia berhenti dari ketaatannya.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, Aku Menciptakan orang
awam namun mereka tidak mampu memandang cahaya kebesaran-Ku, maka
Aku Meletakkan tirai kegelapan di antara Diri-Ku dan mereka. Dan Aku
Menciptakan orang-orang khusus namun mereka tidak mampu mendekati-Ku dan
mereka sebagai tirai penghalang.”
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, katakan kepada para sahabatmu, siapa di antara
mereka yang ingin sampai kepada-Ku, maka ia harus keluar dari segala
sesuatu selain Aku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, keluarlah dari batas
dunia, maka engkau akan sampai ke akhirat. Dan keluarlah dari batas
akhirat, maka engkau akan sampai kepada-Ku.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, keluarlah engkau
dari raga dan jiwamu, lalu keluarlah dari hati dan ruhmu, lalu
keluarlah dari hukum dan perintah, maka engkau akan sampai kepada-Ku.”
Maka aku bertanya : “Wahai Tuhanku, shalat sepert apa yang
paling dekat dengan-Mu ?.” Dia Berkata : “Shalat yang di dalamnya tiada
apapun kecuali Aku, dan orang yang melakukannya lenyap dari shalatnya
dan tenggelam karenanya.”19
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, puasa seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Puasa yang di dalamnya tiada
apa pun selain Aku, dan orang yang melakukannya lenyap darinya.”
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, amal apa yang
paling utama di sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Amal yang di dalamnya tiada
apa pun selain Aku, baik itu [harapan] surga ataupun [ketakutan] neraka,
dan pelakunya lenyap darinya.”
Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, tangisan seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Berkata : “Tangisan orang-orang yang tertawa.” Lalu aku
berkata : “Wahai
Tuhanku, tertawa seperti apa yang paling utama di sisi-Mu ?.” Dia
Berkata : “Tertawanya orang-orang yang menangis karena bertobat.” Lalu
aku berkata : “Wahai Tuhanku, tobat seperti apa yang paling utama di
sisi-Mu ?.” Dia Menjawab
: “Tobatnya orang-orang yang suci.” Lalu aku bertanya : “Wahai Tuhanku,
kesucian seperti apa yang paling utama di sisi-Mu ?.” Dia Menjawab :
“Kesucian orang-orang yang bertobat.”
Lalu
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, pencari ilmu di mata-Ku
tidak mempunyai jalan kecuali setelah ia mengakui kebodohannya, karena
jika ia tidak
melepaskan ilmu yang ada padanya, ia akan menjadi setan.”20
Berkatalah
sang penolong agung : “Aku bertemu Tuhanku
SWT dan aku bertanya kepada-Nya, ‘Wahai Tuhan, apa makna kerinduan
[‘isyq] ?’, Dia Menjawab : ‘Wahai penolong agung, [artinya] engkau mesti
merindukan-Ku dan mengosongkan hatimu dari selain Aku.’” Lalu Dia
Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, jika engkau mengerti bentuk kerinduan maka
engkau harus lenyap dari kerinduan, karena ia merupakan penghalang
antara si perindu dan yang dirindukan.”
Lalu Dia Berkata kepadaku
: “Wahai penolong agung, bila engkau berniat melakukan tobat, maka
pertama kali engkau harus bertobat dari nafsu, lalu mengeluarkan pikiran
dan perasaan buruk dari hati dengan mengusir
kegelisahan dosa, maka engkau akan sampai kepada-Ku. Dan hendaknya
engkau bersabar, karena bila tidak bersabar berarti engkau hanya
bermain-main belaka.”
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong
agung, bila engkau ingin memasuki wilayah-Ku, maka hendaknya engkau
tidak berpaling kepada alam mulk, alam malakut, maupun alam jabarut.
Karena alam mulk adalah setannya orang berilmu,
dan malakut adalah setannya ahli makrifat, dan jabarut adalah setannya
orang yang sadar. Siapa yang puas dengan salah satu dari ketiganya, maka
ia akan terusir dari sisi-Ku.”
Dan Dia Berkata kepadaku :
“Wahai penolong agung, perjuangan spiritual [mujahadah] adalah salah
satu lautan di samudera penyaksian [musyahadah] dan tela dipilih oleh
orang-orang yang sadar. Barangsiapa hendak
masuk ke samudera musyahadah, maka ia harus memilih mujahadah, karena
mujahadah merupakan benih dari musyahadah dan musyahadah tanpa mujahadah
adalah mustahil. Barangsiapa telah memilih mujahadah, maka ia akan
mengalami musyahadah, dikehendaki atau tidak dikehendaki.”21
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, para pencari jalan
spiritual tidak dapat berjalan tanpa mujahadah, sebagaimana mereka tak
dapat melakukannya tanpa Aku.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, sesungguhnya hamba yang
paling
Ku Cintai adalah hamba yang mempunyai ayah dan anak tetapi hatinya
kosong dari keduanya. Jika ayahnya meninggal, ia tidak sedih karenanya,
dan jika anaknya pun meninggal, ia pun tidak gundah karenanya. Jika
seorang hamba telah mencapai tingkat seperti ini,
maka di sisi-Ku tanpa ayah dan tanpa anak, dan tak ada bandingan
baginya.”22
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong
agung, siapa yang tidak merasakan lenyapnya seorang ayah karena
kecintaan kepada-Ku dan lenyapnya seorang anak karena kecintaan
kepada-Ku, maka ia tak akan merasakan lezatnya Kesendirian dan
Ketunggalan.”
Dia
juga Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, bila engkau ingin
memandang-Ku di setiap tempat, maka engkau harus memilih hati resah yang
kosong dari selain Aku.” Lalu aku bertanya
: “Tuhanku, apa ilmunya ilmu itu ?.” Dia Menjawab : “Ilmunya ilmu
adalah ketidaktahuan akan ilmu.”
Dan
Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, berbahagialah seorang
hamba yang hatinya condong kepada mujahadah, dan celakalah bagi hamba
yang hatinya condong kepada syahwat.”
Lalu aku bertanya kepada
Tuhanku SWT tentang mi’raj. Dia Berkata : “Mi’raj adalah naik
meninggalkan segala sesuatu kecuali Aku, dan kesempurnaan mi’raj adalah
pandangan tidak berpaling dan
tidak pula melampauinya [ QS 53 : 17].” Lalu Dia Berkata kepadaku :
“Wahai penolong agung, tidak ada shalat bagi orang yang tidak melakukan
mi’raj kepada-Ku.”23
Lalu Dia Berkata kepadaku : “Wahai penolong agung, orang yang kehilangan shalatnya adalah orang yang tidak mi’raj kepada-Ku.”
KETERANGAN :
1. Alam Naasut adalah alam manusia, di dalamnya yang tampak adalah urusan-urusan kemanusiaan yang lembut dan bersifat ruhaniah. Alam Malakut adalah alam dimana para malaikat berkiprah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah SWT. Alam Jabarut adalah alam gaib tempat urusan-urusan ilahiah yang menunjukkan hakikat daya paksa, kekerasan, kecepatan tindak pembalasan, dan ketidakbutuhan kepada segala sesuatu. Alam Lahut adalah alam gaib yang di dalamnya hanya tampak urusan-urusan ilahiah murni.
1. Alam Naasut adalah alam manusia, di dalamnya yang tampak adalah urusan-urusan kemanusiaan yang lembut dan bersifat ruhaniah. Alam Malakut adalah alam dimana para malaikat berkiprah melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh Allah SWT. Alam Jabarut adalah alam gaib tempat urusan-urusan ilahiah yang menunjukkan hakikat daya paksa, kekerasan, kecepatan tindak pembalasan, dan ketidakbutuhan kepada segala sesuatu. Alam Lahut adalah alam gaib yang di dalamnya hanya tampak urusan-urusan ilahiah murni.
2. Yang dimaksud fakir disini bukanlah orang yang membutuhkan harta benda, melainkan orang yang merasa butuh kepada Allah SWT.
3.
Kendaraan di sini berarti sarana untuk menyampaikan seseorang kepada
tujuan. Untuk tujuan tertentu, Allah SWT memanfaatkan manusia sebagai
saranaNya, sementara manusia
memanfaatkan alam sebagai sarana untuk mencapai tujuannya.
4.
Allah SWT sebagai pencari sarana, memilih manusia – makhluk
yang paling mulia – sebagai kendaraanNya. Betapa Agungnya Dia dan
betapa terhormatnya manusia yang telah dipilihNya. Dan merupakan
keagungan pula bagi alam karena telah dijadikan oleh manusia sebagai
kendaraan yang membawanya kepada tujuannya.
5.
Jika manusia mengetahui secara hakiki betapa tinggi kedudukannya dan
betapa dekat ia dengan Allah SWT, maka ia akan merasa bahwa suatu saat
nanti
– karena kedekatan itu – Allah akan memberikan kekuasaanNya kepadanya.
Karena itulah ia akan senantiasa menanti, kapan saat penyerahan itu
tiba, dengan kalimat : “Milik siapakah kekuasaan pada hari ini ?.”
6. Allah SWT selalu berperan dalam setiap gerak dan diamnya manusia.
7. Orang yang telah menyadari kefakiran dan
kebutuhannya di hadapan Allah SWT, berarti ia telah memahami posisi
dirinya terhadap Tuhannya. Sehingga tiada lagi penghalang antara dirinya
dan Allah SWT.
8.
Penyatuan ruhani antara makhluk dan Khaliq tidak akan dapat diungkapkan
dengan kata-kata. Jika seseorang belum mengalaminya sendiri, maka ia
akan cenderung mengingkarinya.
Dan orang yang mengaku telah mengalaminya padahal belum, maka ia telah
kafir. Orang yang telah mencapai keadaan ini, tiada yang ia inginkan
selain perjumpaan dengan Allah. Jika ia menginginkan hal lain, meski itu
berupa ibadah sekalipun, dalam maqam ini, ia
dianggap telah menyekutukan Allah dengan keinginannya yang lain.
9.
Kefakiran dan kebutuhan merupakan sarana yang membawa manusia
kepada kesadaran akan jati dirinya dan kebesaran Allah SWT. Orang yang
telah sampai pada kesadaran semacam ini berarti telah sampai pada
posisinya yang tepat tanpa harus menempuh perjalanan yang berliku-liku.
10.
Kematian merupakan saat disingkapkannya hakikat segala sesuatu, dan
perjumpaan dengan Tuhan adalah saat yang paling dinantikan oleh orang
yang merindukanNya.
11.
Cinta tiada lain kecuali keinginan sang pencinta untuk berjumpa dan
bersatu dengan yang dicintai. Bila keduanya telah bertemu, maka cinta
itu sendiri akan lenyap,
dan keberadaan cinta itu justru akan menjadi penghalang antara
keduanya.
12. Yang dimaksud mengetahui adalah melihat dengan
mata hati. Jadi, di sini melihat sama dengan mengetahui.
13.
Fakir dalam pandangan Allah SWT bukanlah orang yang tidak memiliki
harta benda, melainkan orang yang merasa butuh kepada Allah SWT, dan
tidak memiliki perhatian kepada apapun selain Allah SWT. Orang seperti
ini, kehendaknya sama dengan kehendak Allah SWT, sehingga apa yang ia
inginkan untuk terwujud akan terwujud.
14.
Keinginan dan kenikmatan terbesar manusia di alam akhirat itu hanyalah
perjumpaan dengan Allah SWT. Maka kenikmatan di dalam surga dan
kesengsaraan
di dalam neraka tidak akan terasa jika dihadapkan pada kenikmatan
perjumpaan dengan Allah SWT, meski itu hanya dalam bentuk sapaan belaka.
15. Kefakiran adalah suatu keadaan butuh. Jika seseorang tidak
membutuhkan apa pun selain Allah, maka kefakirannya telah sempurna.
Baginya, Yang Wujud hanyalah Allah SWT, tak ada selainNya.
16.
Ini seperti ungkapan Rabi’ah Al Andawiyah : “Aku menyembah Allah bukan
karena mengharap surga atau takut akan neraka, melainkan karena Dia
memang layak untuk disembah dan karena
aku mencintai-Nya.”
17. Penghuni surga berlindung dari kenikmatan agar mereka tidak terlena sehingga lupa akan kenikmatan
yang paling besar, yakni perjumpaan dengan Allah SWT.
18.
Maksudnya, walaupun seseorang termasuk ahli maksiat, Allah tetap dekat
dengannya sehingga jika ia mau bertobat, Allah pasti menerimanya. Dan
janganlah seorang yang taat menyombongkan diri atas ketaatannya, karena
dengan begitu ia justru akan semakin jauh dari Allah. Memiliki perasaan
kekurangan dan penyesalan itulah yang menyebabkan
seseorang dekat kepada Allah.
19. Lenyap dari shalat bermakna bahwa niat dan perhatian si pelaku shalat hanya tertuju kepada
Allah SWT. Fokusnya bukan lagi penampilan fisik maupun gerakan-gerakan, melainkan kepada makna batiniah shalat itu.
20. Ilmu yang sesungguhnya adalah yang ada di sisi Allah SWT, sementara ilmu yang kita miliki hanyalah semu dan palsu. Selama manusia tidak melepas kepalsuan itu, ia tidak akan menemukan ilmu sejati. Ilmu sejati tidak akan berlawanan dengan perbuatan. Setan adalah contoh pemilik ilmu yang perbuatannya berlawanan dengan ilmu yang dimilikinya.
20. Ilmu yang sesungguhnya adalah yang ada di sisi Allah SWT, sementara ilmu yang kita miliki hanyalah semu dan palsu. Selama manusia tidak melepas kepalsuan itu, ia tidak akan menemukan ilmu sejati. Ilmu sejati tidak akan berlawanan dengan perbuatan. Setan adalah contoh pemilik ilmu yang perbuatannya berlawanan dengan ilmu yang dimilikinya.
21.
Mujahadah adalah perjuangan
spiritual dengan cara menekan keinginan-keinginan jasmani, nafsu, dan
jiwa, agar tunduk di bawah kendali ruh kita. Musyahadah adalah
penyaksian akan kebesaran dan keagungan Allah SWT melalui tanda-tanda
keagungan-Nya di alam ini.
22.
Kecintaan seseorang kepada anak atau orang tua semestinya tidak
melebihi kecintaannya kepada Allah SWT. Ia harus menyadari bahwa orang
tua maupun anak adalah anugerah
Allah SWT yang bersifat sementara, dan cepat atau lambat ia akan
berpisah dengan mereka. Maka seharusnya perpisahan itu tidak membuatnya
gundah dan gelisah mengingat hal itu terjadi karena kehendak Allah SWT [
QS 80 : 34-37]
23.
Dalam sebuah hadist, Nabi SAW berkata : “Shalat adalah mi’raj kaum
mukmin.” Mi’raj berarti naiknya ruh menghadap Allah SWT meski jasad kita
tetap berada di alam ini. Jika shalat seseorang belum membawanya kepada
keadaan seperti ini, berarti ia belum melakukan shalat dengan sempurna.